Kamis, 31 Januari 2008

to be number one

Saya persembahkan untuk rekan yang mau diajak tukar pikiran

Saya pernah menjadi seorang penyiar di sebuah radio swasta ( di luar Jawa ), meskipun sebenarnya saya tidak punya basic atau latar belakang untuk bidang cuap-cuap.

Di awal saya bergabung di radio itu, kondisinya cukup memprihatinkan khususnya dalam hal pemasukan. Penyebab utama minimnya pemasukan, karena radio kami tidak masuk ranking dalam data yang dikeluarkan oleh Survey Research Indonesia (SRI) dan data inilah yang dipakai oleh Agent/ Biro Iklan untuk mempertimbangkan media yang akan dikontrak.

Dalam waktu 18 bulan, hasil SRI menunjukkan Radio kami menduduki peringkat 1 tingkat Propinsi dan peringkat 6 nasional.

Memang bukan hanya hasil pekerjaan saya, tapi trik dan kiat yang saya lontarkan untuk dijalankan ; diakui oleh teman-teman sebagai kuncinya.

Ada yang tertarik untuk sharing ??

SMA RAMBUTAN

Judul di atas adalah sebutan terhadap sekolahku waktu SMA.

Kurun waktu 1972 - 1974, hampir seluruh lahan pertanian -sawah- di Kab. Simalungun diserang hama wereng dan tikus secara bergantian. Tidak terkecuali desaku Titibosi Kec. Bandar yang berjarak 35 km dari ibukota kabupaten Pematang Siantar.
Dampaknya sangat terasa berat ; paceklik berkepanjangan mengakibatkan satu persatu anak desa yang bersekolah (tingkat SLTA dan Perguruan Tinggi) di Pematang Siantar berguguran karena tidak mampu lagi membayar uang kost dan biaya sekolah.
Dan para orangtua berpikir, anak-anak lebih baik diarahkan untuk bekerja saja.

Muncullah Drs. S.P. Situmorang, salah seorang Guru di SMA Negeri Perdagangan ( jaraknya +/- 17 km dari desaku) sebagai Pahlawan. Memang dia termasuk orang berada di desaku, isterinya seorang bidan dan katanya memiliki perkebunan kelapa sawit di luar desa kami.
Dia membangun Sekolah ( SMP dan SMA ) di bawah bendera Yayasan Pembangunan Pematang Bandar yang didirikannya sendiri.
Bangunan terbuat dari kayu, lantai sebagian masih tanah didirikan di atas lahan miliknya sendiri yang masih banyak pohon rambutan.
Kakak saya, Rudy Sihombing merupakan siswa SMA angkatan pertama dan setahun kemudian saya menyusul sebagai adik kelasnya.

Untuk kelas angkatan pertama, Guru Pengajar masih banyak dilayani oleh teman-teman Pak SPS dari SMA Negeri Perdagangan. Sedangkan untuk kelas kami, keadaan sudah berobah.
Tenaga Pengajar kebanyakan menggunakan Pemuda Desa yang DO kuliah pada tingkat II atau III.
Kami tidak bisa mengharap kwalitas dari mereka, karena Pak SPS lebih mengharapkan pengabdian dibanding profesionalisme dari mereka. Hal ini dapat dimaklumi, karena siswa tidak diwajibkan segera membayar yuran.

Pengganti uang sekolah/ yuran untuk SMA dikenai 3 kaleng beras / tahun ( 48 kg ) dan dibayar setelah / bila panen berhasil.

Saat ujian akhir SMA kami diikutkan di SMA Negeri 2 Pem. Siantar. Kami tidak paham, bagaimana Pak SPS mengatur itu semua; yang pasti, saya salah serorang siswa SMA terakhir yang menerima ijazah pada bulan Desember. ( Tidak ada anak Indonesia yang lulus SMA pada tahun 1978 )

Berita cepat tersebar di desaku.Januari 1978, salah satu ex siswa SMA Rambutan lulus seleksi penerimaan Mahasiswa Faked USU Medan dan lulus seleksi awal Pendidikan Menengah Perumtel.
Saat itu saya menangis karena orang tua sudah memberi ultimatum : "Kalau mau sekolah, cari sekolah yang berbeasiswa"
Padahal, seleksi di Perumtel masih harus dilalui beberapa tahap lagi.

Saya mengakui, tidak ada yang bisa saya andalkan untuk sombong. 100 % hanya karena tuntunan Tuhan semata.Saat mengikuti kedua seleksi tadi , kebetulan kemeja yang saya pakai yang itu-itu juga (satu-satunya kemejaku paling bagus) kancingnya ada 4 ; sama dengan jumlah kotak pilihan pada soal yang disodorkan

JANGAN CARI KERJA

Dalam situasi sulit seperti sekarang ini, kalau belum dapat pekerjaan:
saya sarankan : "JANGAN CARI KERJA"

Masuk kategori apa saran saya : " Sumbang saran ", atau " Saran sumbang " ?

Tapi maaf rekan, ini hanya pemikiran saya sendiri koq. Namanya juga mencoba sharing.

Bila kita fokus untuk cari kerja, konsep yang ada di pikiran kita :
a. Kita sudah siap untuk kerja apa saja
b. Kita sudah siap untuk diperintah
c. Kita sudah siap menerima take home pay yang akan diberi juragan kita
d. dan lain-lain, yang artinya kita sudah memposisikan diri siap menjadi pekerja/buruh.

Coba kita robah konsep yang ada di kepala kita menjadi :

Pertama : Kita mencari orang yang mau membayar kita
Kedua : Kita mencari orang yang mau kita bayar
Ketiga : Ayo kita lanjutkan sharing ini ...... ada yang punya ide ??
GBU

kristiono

Kenalkan ....Namanya Kristiono

Dia bangga sekali saat DIRUT TELKOM dijabat oleh orang yang sama namanya dengan dirinya. Dia berdomisili di Surabaya berdekatan dengan lokalisasi terkenal di kota ini.
Kukenal dia saat usianya 57 tahun.
Saat itu yang namanya komputer belum merakyat seperti sekarang ini.
Di dinding luar rumahnya, terpampang papan nama "BIRO JASA", mampu melayani apa saja.

Dalam obrolan saya dengan beliau, keluar pengakuan bahwa dia hanya tamat SD.
Ketertarikan saya untuk singgah, karena melihat salah satu item jasa yang ditawarkan :
" Penyalur Tenaga Kerja ".

Saya disapa dengan sangat bersahabat seperti 2 sahabat lama yang baru ketemu.Satu per satu pertanyaanku menyangkut kesiapan dia dalam menyediakan jasa penyalur tenaga kerja dijawab dengan lancar dan meyakinkan.

Sekali waktu pertanyaanku ngelantur tentang pengurusan pemasangan wartel ( yang memang saat itu pemasangan wartel lagi booming di surabaya ), dan dia jawab dengan meyakinkan "BISA", sambil mengeluarkan sebuah Buku Pintar dari lacinya.

Ternyata di dalam laci tersebut, bukan hanya sebuah buku; melainkan ada 3 buah Buku Tulis besar. Setelah dia membalik-balik lembaran buku itu, dengan lega dia menjawab .
Hah ini dia, saya "punya teman" orang Telkom untuk urusan pasang Wartel.
Yang membuat saya kaget adalah bahwa nama yang dia sebut itu adalah nama saya ( eh, eh ketahuan juga saya kerja di TELKOM ya ) lengkap dengan nomor telepon. Untungnya saat ketemu tadi tidak ada perkenalan nama.

3 buah Buku besar, berisi nama dan nomor telepon orang-orang yang disebut mitra, ditulis dengan tangan sendiri yang saya sendiri juga tidak tau sumbernya dari mana.

Rekan......,Keuletannya, dan kepiawiannya menggunakan data membuat dia mampu menghidupi keluarganya dan membuatku terperangah dan juga terpukul membayangkan dia yang hanya tamat SD dan sudah berusia lanjut.Anda tergerak untuk berbuat yang sederhana untuk merobah pola pikir anda ???

Hanya cukup untuk 2 batang rokok.

Ketika itu sebenarnya masih pertengahan bulan koq, tapi emang gaji masih kecil....., yah .. kantongku dan dompet isteriku udah kosong.

Mata udah sulit terpejam, ditambah lagi laporan dari isteriku bahwa susu untuk anak pertamaku Yuda sudah habis.
Malam itu terasa berjalan lambat, ingin rasanya pagi hari cepat datang untuk saya bisa pergi kemana saja untuk mendapatkan uang.

Paginya, isteriku merogoh dompet yang isinya sisa Rp. 300,-Uang itu terpaksa dibagi dua, Rp. 150 untukku dan sisanya untuk persiapan di rumah.Biasanya, saya ke kantor naik pete-pete ( sebutan untuk angkot di ujungpandang ) dengan ongkos Rp. 75 sekali jalan.
Tapi pagi itu saya terpaksa menuruti nasehat dokter untuk "menambah frekwensi olahraga". Setengah dari pembagian saya tadi, saya belikan rokok Bentul Filter. Lumayanlah, dapat 2 batang.

Dalam perjalanan ke kantor ( +/- 3 km ), yang ada dalam pikiran saya hanya : dari mana bisa dapat uang ?Sepanjang jalan, mata terus menatap kebawah mengharap menemukan tumpukan uang. Tapi nyatanya, sampai di kantor ; tak sepeser pun uang saya temukan bahkan ide untuk mendapatkan uang juga tidak muncul ........................................

Beruntung, unit kerja saya mengawasi perangkat sentral; jadi saya punya kesempatan dan ruang untuk termenung, berdoa dan menangis tanpa sepengetahuan orang lain.Mau makan apa siang ini ? Mau pakai apa untuk beli susu anakku ? Sementara sisa uang Rp. 75 sudah terasa panas lagi untuk dibelikan rokok .....

Saya akui, saat itu saya menangis.Jam sudah menunjukkan jam 10.30, badanku terasa menggigil dan gemetar. Saya sudah merasa tidak mampu lagi untuk mendapatkan uang sebelum tenggat waktu jam 14 seiring dengan jam pulang kantor. Saya merebahkan diri di lantai ruangan sentral dan berserah diri kepadaNya: " TUHAN, kehendakMulah yang jadi dalam hidupku ", itulah doaku.

"Pak Hombing, ada telepon ............" teriakan itu saya dengar jam 11.45Dengan lunglai saya ke ruang karyawan, ternyata telepon sudah ditutup."
Ada orang cari, ditunggu di bawah ...", lanjut teman yang terima telepon tadi.Saya turun, dan di ruang tunggu saya hanya melihat 1 orang wanita keturunan Cina dan beberapa orang lain yang lagi nunggu panggilan untuk interlokal di KBU. Wanita keturunan Cina itu menatap ke arah tangga dari mana aku turun, dan berdiri menyambut aku sambil mengulurkan tangan.
Saya masih mencoba mengingat-ingat, dia sudah berkata : "Saya temannya Hotnida, teleponnya sudah terpasang. Terima kasih ya .........." dan......, sebuah amplop disodorkan kepada saya.
" Oh ya ...., terima kasih ", hanya itu kata yang keluar dari mulutku dan wanita tadi sudah pergi karena dia sudah ditunggu di mobil.

Saya kembali naik tangga, tapi bukannya masuk ke ruang kerja. Saya belok ke arah kamar mandi, ingin tau : "Berapa isi amplop ini?", belum terpikir : " kenapa saya dapat amplop ini ?
"Rekan.....,Isinya sungguh jauh di luar dugaanku. Delapan ratus ribu rupiah......,
Nol nya ada 5 buah itu. Saya bandingkan dengan uang senilai 2 batang rokok yang ada di kantongku ....., luar biasa.

Langsung saya pinjam sepeda motor teman, tancap gas ke jalan Martadinata.
Disana ada RM. Padang Nusantara (paling enak saat itu di Ujung Pandang) . Saya beli 2 bungkus untukku dan isteriku. Dari RM saya singgah di Toko membeli 4 kaleng susu DANCOW ukuran 1 kg. Tanpa singgah ke kantor dulu, saya tancap gas ke rumah........., menceritakan kejadian luarbiasa itu kepada isteriku.

"PertolonganMu selalu indah, dan tepat pada waktunya Tuhan..., terpujilah namaMu" hanya kata-kata itu yang dapat keluar dari mulutku.

Happy ending ya ...? Memang ; YA
Mengapa saya bisa dapat amplop itu ??1,5 bulan sebelum kejadian itu, saya pernah dimintai tolong oleh Hotnida. Katanya, temannya ingin pindah alamat telepon, karena permohonan Pasang Baru tidak dapat dilayani. Tanpa tendensi apa-apa dan tidak mengharap imbalan apa-apa, permohonan itu saya lanjutkan kepada teman di unit kerja jaringan ..........,

Rekan....,Nyatalah : TUHAN itu adalah andalan kita bila kita mau berserah kepadaNya.

karena " LOTUS"

Saya bukan membicarakan jenis bunga Teratai / Tonjong yang banyak tumbuh di rawa-rawa.Melainkan tentang sebuah aplikasi di era delapanpuluhan, sebelum MS Windows merajai Indonesia.

Dan juga bukan untuk membicarakan detail/ software ........., maaf saya juga nggak begitu paham.
Saya mengenal LOTUS dari teman di kantor yang sudah lebih dulu mengenalnya, maklum saat itu saya baru keluar dari pertapaan di P. Muna Sulawesi Tenggara.

Suatu siang pulang dari Kantor, hujan turun dengan deras. Saya terpaksa berteduh di terras sebuah rumah yang dipakai sebagai Kantor Kontraktor. Terlihat 3 orang laki-laki lagi serius berbicara dalam ruangan. Salah satunya keturunan Cina, yang 2 lagi pribumi.
Saya ngiler melihat kopi panas yang ada di meja mereka.Mungkin mereka juga memperhatikan saya dari balik kaca, karena tiba-tiba salah seorang dari mereka memanggil : " Pak masuk aja pak, ngopi-ngopi dulu ........ "Tanpa basa-basi saya tunjukkan kegembiraan saya atas tawaran mereka dan duduk di salah satu sofa yang masih kosong, sambil salah seorang dari mereka pergi mengambil gelas dan menuangkan kopi untukku.

"Bapak kerja di TELKOM ya ?" tanya si Bapak yang keturunan Cina tadi, karena melihat kartu indentitas masih tergantung di saku kemeja saya. Saya jawab dengan mengangguk sambil saya nyalakan sebatang rokok."Kalau gitu, Bapak pintar komputer dong .....", lanjutnya sambil menyodorkan sebuah berkas yang ternyata berupa syarat administrasi penawaran tender sebuah proyek pembenahan tambak di Kab. Pinrang Sulsel.Beberapa point dalam syarat tersebut sudah ditandai dengan stabillo, antara lain : diketik dengan komputer, dan batas waktu pemasukan penawaran tinggal 5 hari.

Memang lagi zamannya, ternyata si Bapak tadi hanya seorang makelar proyek . Saat itu dia dapat order untuk mengatur penawaran 4 paket proyek dengan nilai masing-masing 250 jt.Setiap paket harus "dibuatkan" diikuti oleh minimal 10 penawar.Dalam bernegosiasi, saya tidak menanyakan fee yang akan saya terima untuk membuat penawaran itu, saya malah balik bertanya : " Bapak dapat berapa bila berfungsi sebagai makelar ?" Jujur atau tidak, dia jawab : 10 jt utk tiap paket.
Giliran saya yang menawarkan kepada dia ; " Bagaimana kalau angka 10 jt itu kita tingkatkan menjadi 50 jt atau lebih?"

Singkat cerita, akhirnya "kami" mengerjakan 1 paket dari proyek tadi dan 3 lainnya dibagi ke "team" yang mau membayar 10 jt.

Apa yang terpikir dengan cerita di atas ?
1. Kesempatan emas tidak selalu menghampiri kita.
2. Yakinkan dirimu mampu, atau setidaknya sadarilah : kamu punya link untuk membantumu
3. Posisikan dirimu sebagai pemberi keuntungan kepada yang memberi keuntungan buatmuGBU

Selasa, 29 Januari 2008

Honor ......

Honorku ???

Sebelumnya, saya perkenalkan Posma Siahaan.Isterinya juga boru Tompul seperti isteriku. Bahkan menurut adat Batak, isterinya itu lebih tepat untuk menjadi isteriku, karena garis keturunannya masih Paribanku ( Sitompul Siringkiron ). Di samping sebagai Karyawan di Galangan Kapal ( tahun 2005 dia ambil pensiun dini ) dia juga seorang "pengamen"-entertainment Batak- paling digemari di lingkungan Batak Jawa Timur .

September 2004, dia dapat order untuk tampil di acara "Semalam di Tanah Batak" yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara - IMSU - di Malang. Sebagai bintang tamu di acara itu Victor Hutabarat Jakarta.2 minggu sebelum hari yang ditentukan, Panitia masih bingung.Hotel Kartika Chandra Malang sudah dikontrak, down payment utk Victor sudah ditransfer ...., tapi sumber pemasukan yang diharapkan belum menunjukkan tanda-tanda yang signifikan.

Saya agak terkejut menerima telepon dari salah seorang Panitia : " Amang ( panggilan hormat kepada seorang Bapak - Batak ), kami dapat referensi dari Posma Siahaan untuk melibatkan Amang dalam acara kami ...........
"OK, saya belum bisa menjanjikan banyak, tapi besok saya ke Malang kita buat pertemuan. Tolong Panitia yang bisa ambil keputusan ikut hadir, jawabku seolah-olah saya seorang profesional.

Dalam pertemuan yang saya janjikan, benar-benar saya seperti seorang konsultan; dan herannya, mereka setuju dengan saran dan instruksi saya. Pertanyaan mereka tentang honor yang akan mereka anggarkan untukku, saya tidak ladeni. Memang niat saya untuk membantu kesulitan Panitia koq.
Malam itu saya langsung pulang ke Surabaya, dan Panitia menyelipkan amplop di saku jasku ...., isinya ? Lumayan , Rp. 400 rb.

Cerita dipersingkat lagi.Acara berjalan di luar dugaan Panitia.Penonton histeris menyambut Victor Hutabarat ( saya rasakan dari ungkapan kepuasan beliau ketika menyalamiku seusai acara )
Panita yang tadinya menargetkan pemasukan saat acara berlangsung sebesar Rp. 7,5 jt, ternyata berhasil hingga Rp. 16,8 jt.

Triknya .... ?????? Ssst, jangan cerita kepada Panitia ya, " Tuhan yang jadi penolongku
"Aku ??? disamping dapat tambahan 600 rb , dapat ciuman lagi dari beberapa Panitia cewek .... padahal saat itu ada isteriku lho.

Saatnya kita panen/ memetik hikmah :

1. Jadilah seperti Posma Siahaan yang berani mereferensi kemampuan teman.
Nggak sulit sebenarnya memberitahu kebaikan atau kebolehan teman kepada orang lain?

2. Jangan beri solusi pengeluaran, tapi berilah semangat untuk menghasilkan.

Jumat, 25 Januari 2008

Prakata

Teman yang baik, adalah teman yang mau peduli terhadap sesamanya.

Kita tidak selalu dapat membantu kesulitan teman dalam bentuk materi.
Tetapi kita telah dianugerahkan oleh Tuhan YME talenta, yang diamanatkan untuk kebaikan sesama dan kemuliaanNya.

Melalui media ini, kita diingatkan untuk dapat memberi sebagian yang kita miliki ( pasti nggak akan habis ) ; ide , pemikiran, solusi ......., etc lah sesuai kondisinya.

Saat ini, mungkin kita di pihak Pemberi ; saat lain .. ???

Tuangkan pemikiran anda disini, dan doakan kiranya dapat bermanfaat buat orang lain.

Teriring salam dan doa.