Kamis, 31 Januari 2008

karena " LOTUS"

Saya bukan membicarakan jenis bunga Teratai / Tonjong yang banyak tumbuh di rawa-rawa.Melainkan tentang sebuah aplikasi di era delapanpuluhan, sebelum MS Windows merajai Indonesia.

Dan juga bukan untuk membicarakan detail/ software ........., maaf saya juga nggak begitu paham.
Saya mengenal LOTUS dari teman di kantor yang sudah lebih dulu mengenalnya, maklum saat itu saya baru keluar dari pertapaan di P. Muna Sulawesi Tenggara.

Suatu siang pulang dari Kantor, hujan turun dengan deras. Saya terpaksa berteduh di terras sebuah rumah yang dipakai sebagai Kantor Kontraktor. Terlihat 3 orang laki-laki lagi serius berbicara dalam ruangan. Salah satunya keturunan Cina, yang 2 lagi pribumi.
Saya ngiler melihat kopi panas yang ada di meja mereka.Mungkin mereka juga memperhatikan saya dari balik kaca, karena tiba-tiba salah seorang dari mereka memanggil : " Pak masuk aja pak, ngopi-ngopi dulu ........ "Tanpa basa-basi saya tunjukkan kegembiraan saya atas tawaran mereka dan duduk di salah satu sofa yang masih kosong, sambil salah seorang dari mereka pergi mengambil gelas dan menuangkan kopi untukku.

"Bapak kerja di TELKOM ya ?" tanya si Bapak yang keturunan Cina tadi, karena melihat kartu indentitas masih tergantung di saku kemeja saya. Saya jawab dengan mengangguk sambil saya nyalakan sebatang rokok."Kalau gitu, Bapak pintar komputer dong .....", lanjutnya sambil menyodorkan sebuah berkas yang ternyata berupa syarat administrasi penawaran tender sebuah proyek pembenahan tambak di Kab. Pinrang Sulsel.Beberapa point dalam syarat tersebut sudah ditandai dengan stabillo, antara lain : diketik dengan komputer, dan batas waktu pemasukan penawaran tinggal 5 hari.

Memang lagi zamannya, ternyata si Bapak tadi hanya seorang makelar proyek . Saat itu dia dapat order untuk mengatur penawaran 4 paket proyek dengan nilai masing-masing 250 jt.Setiap paket harus "dibuatkan" diikuti oleh minimal 10 penawar.Dalam bernegosiasi, saya tidak menanyakan fee yang akan saya terima untuk membuat penawaran itu, saya malah balik bertanya : " Bapak dapat berapa bila berfungsi sebagai makelar ?" Jujur atau tidak, dia jawab : 10 jt utk tiap paket.
Giliran saya yang menawarkan kepada dia ; " Bagaimana kalau angka 10 jt itu kita tingkatkan menjadi 50 jt atau lebih?"

Singkat cerita, akhirnya "kami" mengerjakan 1 paket dari proyek tadi dan 3 lainnya dibagi ke "team" yang mau membayar 10 jt.

Apa yang terpikir dengan cerita di atas ?
1. Kesempatan emas tidak selalu menghampiri kita.
2. Yakinkan dirimu mampu, atau setidaknya sadarilah : kamu punya link untuk membantumu
3. Posisikan dirimu sebagai pemberi keuntungan kepada yang memberi keuntungan buatmuGBU

Tidak ada komentar: