Kamis, 31 Januari 2008

Hanya cukup untuk 2 batang rokok.

Ketika itu sebenarnya masih pertengahan bulan koq, tapi emang gaji masih kecil....., yah .. kantongku dan dompet isteriku udah kosong.

Mata udah sulit terpejam, ditambah lagi laporan dari isteriku bahwa susu untuk anak pertamaku Yuda sudah habis.
Malam itu terasa berjalan lambat, ingin rasanya pagi hari cepat datang untuk saya bisa pergi kemana saja untuk mendapatkan uang.

Paginya, isteriku merogoh dompet yang isinya sisa Rp. 300,-Uang itu terpaksa dibagi dua, Rp. 150 untukku dan sisanya untuk persiapan di rumah.Biasanya, saya ke kantor naik pete-pete ( sebutan untuk angkot di ujungpandang ) dengan ongkos Rp. 75 sekali jalan.
Tapi pagi itu saya terpaksa menuruti nasehat dokter untuk "menambah frekwensi olahraga". Setengah dari pembagian saya tadi, saya belikan rokok Bentul Filter. Lumayanlah, dapat 2 batang.

Dalam perjalanan ke kantor ( +/- 3 km ), yang ada dalam pikiran saya hanya : dari mana bisa dapat uang ?Sepanjang jalan, mata terus menatap kebawah mengharap menemukan tumpukan uang. Tapi nyatanya, sampai di kantor ; tak sepeser pun uang saya temukan bahkan ide untuk mendapatkan uang juga tidak muncul ........................................

Beruntung, unit kerja saya mengawasi perangkat sentral; jadi saya punya kesempatan dan ruang untuk termenung, berdoa dan menangis tanpa sepengetahuan orang lain.Mau makan apa siang ini ? Mau pakai apa untuk beli susu anakku ? Sementara sisa uang Rp. 75 sudah terasa panas lagi untuk dibelikan rokok .....

Saya akui, saat itu saya menangis.Jam sudah menunjukkan jam 10.30, badanku terasa menggigil dan gemetar. Saya sudah merasa tidak mampu lagi untuk mendapatkan uang sebelum tenggat waktu jam 14 seiring dengan jam pulang kantor. Saya merebahkan diri di lantai ruangan sentral dan berserah diri kepadaNya: " TUHAN, kehendakMulah yang jadi dalam hidupku ", itulah doaku.

"Pak Hombing, ada telepon ............" teriakan itu saya dengar jam 11.45Dengan lunglai saya ke ruang karyawan, ternyata telepon sudah ditutup."
Ada orang cari, ditunggu di bawah ...", lanjut teman yang terima telepon tadi.Saya turun, dan di ruang tunggu saya hanya melihat 1 orang wanita keturunan Cina dan beberapa orang lain yang lagi nunggu panggilan untuk interlokal di KBU. Wanita keturunan Cina itu menatap ke arah tangga dari mana aku turun, dan berdiri menyambut aku sambil mengulurkan tangan.
Saya masih mencoba mengingat-ingat, dia sudah berkata : "Saya temannya Hotnida, teleponnya sudah terpasang. Terima kasih ya .........." dan......, sebuah amplop disodorkan kepada saya.
" Oh ya ...., terima kasih ", hanya itu kata yang keluar dari mulutku dan wanita tadi sudah pergi karena dia sudah ditunggu di mobil.

Saya kembali naik tangga, tapi bukannya masuk ke ruang kerja. Saya belok ke arah kamar mandi, ingin tau : "Berapa isi amplop ini?", belum terpikir : " kenapa saya dapat amplop ini ?
"Rekan.....,Isinya sungguh jauh di luar dugaanku. Delapan ratus ribu rupiah......,
Nol nya ada 5 buah itu. Saya bandingkan dengan uang senilai 2 batang rokok yang ada di kantongku ....., luar biasa.

Langsung saya pinjam sepeda motor teman, tancap gas ke jalan Martadinata.
Disana ada RM. Padang Nusantara (paling enak saat itu di Ujung Pandang) . Saya beli 2 bungkus untukku dan isteriku. Dari RM saya singgah di Toko membeli 4 kaleng susu DANCOW ukuran 1 kg. Tanpa singgah ke kantor dulu, saya tancap gas ke rumah........., menceritakan kejadian luarbiasa itu kepada isteriku.

"PertolonganMu selalu indah, dan tepat pada waktunya Tuhan..., terpujilah namaMu" hanya kata-kata itu yang dapat keluar dari mulutku.

Happy ending ya ...? Memang ; YA
Mengapa saya bisa dapat amplop itu ??1,5 bulan sebelum kejadian itu, saya pernah dimintai tolong oleh Hotnida. Katanya, temannya ingin pindah alamat telepon, karena permohonan Pasang Baru tidak dapat dilayani. Tanpa tendensi apa-apa dan tidak mengharap imbalan apa-apa, permohonan itu saya lanjutkan kepada teman di unit kerja jaringan ..........,

Rekan....,Nyatalah : TUHAN itu adalah andalan kita bila kita mau berserah kepadaNya.

Tidak ada komentar: